Gambaran Umum Kondisi Desa Tes

2.1 Kondisi Desa a. Batasan Administrasi Desa dan Luas Wilayah Jarak tempuh dari Kota Kabupaten ± 21 km dengan waktu tempuh selama ± 1 jam sedangkan dari Kota Kecamatan ke Desa Tes sejauh 4 km dengan waktu tempuh selama ± 15 menit dengan menggunakan sarana transportasi roda dua. Batas-Batas Desa Tes yaitu: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Napan; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Buk; c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sainoni; d. Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Timor Leste. b. Topografis Topografis Desa Tes berada di Kecamatan Bikomi Utara dengan ketinggian ± 850 meter di atas permukaan laut, kondisi alam yang terdiri dari lembah dan perbukitan dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 4 s/d 5 bulan hujan. Suhu harian rata-rata 250c s/d 300c. c. Geologi Wilayah Desa Tes termasuk dalam kawasan circum-pacific terletak di pulau Timor yang terbentuk dari dasar laut yang terangkat ke permukaan. Dengan kondisi geologi yang demikian, di Desa Tes ini juga terdapat deposit, baik mineral maupun sumber-sumber energi lainnya yang belum diteliti oleh Dinas terkait. Secara keseluruhan mineral yang terkandung di Desa Tes ini adalah Pasir (Ps) dan Pasir Batu (Pa). d. Iklim Keadaan iklim di Desa Tes pada umumnya sama dengan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dikenal dengan 2 (dua) musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni-September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember-Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudra Pacific sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-Nopember walaupun demikian mengingat Nusa Tenggara Timur dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudra Pacific sampai di wilayah NTT kandungan uap airnya sudah berkurang yang mengakibatkan hari hujan di wilayah ini berkurang. Hal inilah yang menjadikan Desa Tes sebagai wilayah yang tergolong kering dimana hanya 4 (empat) bulan (Januari-Maret dan Desember) yang keadaannya relatif basah dan 8 (delapan) bulan sisanya relatif kering. Suhu udara rata-rata sekitar pada maksimum 300c dan suhu minimum 250C, dengan curah hujan rata-rata adalah 1.164 mm/tahun. Salah satu unsur penting pembentuk iklim di atas adalah curah hujan. Curah hujan sangat bervariasi. Keadaan curah hujan di wilayah ini pada umumnya sulit diramalkan, datangnya hujan dan mulainya bulan kering kadang-kadang terlalu cepat dan kadang-kadang terlalu lambat. 2.1.1 Sejarah Desa Desa Tes merupakan hasil pemekaran dari Desa Napan pada tahun 2000. Selama tahun itu telah terjadi dua kali pergantian kepala Desa termasuk Desa Persiapan sebelum beralih status menjadi Desa defenitif. Pejabat Kepala Desa pada waktu itu bernama Hilarius Anunu Kolo menjabat selama dua tahun percobaan, yaitu tahun 2000 sampai dengan tahun 2002. Setelah itu beralih status menjadi Desa defenitif dengan Kepala Desa masih tetap Hilarius Anunu Kolo. Beliau menjabat sebagai Kepala Desa defenitif dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007. setelah akhir jabatan Hilarius Anunu Kolo terjadi masa transisi dimana selama kurang lebih satu tahun dipimpin oleh penjabat Kepala Desa yaitu Antonius Atolan Kefi. Kemudian Kepala Desa kedua yaitu Martinus Tebes. Beliau menjabat sejak tahun 2008 sampai bulan februari tahun 2014. setelah akhir masa jabatan Kepala Desa Martinus Tebes, pucuk pimpinan kembali dipimpin oleh Penjabat Kepala Desa, dalam hal ini Sekretaris Desa Tes Antonius Atolan Kefi. Selanjutnya pada periode defenitif berikutnya yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2021 kembali dipimpin oleh Martinus Tebes. Penduduk asli Desa Tes berasal dari suku Siki, Kolo, Kefi, Eko, Kaet serta beberapa suku kecil lainnya yang terhimpun dalam satu rumpu besar. 2.1.2 Demografi Desa Tes merupakan salah satu Desa dalam wilayah Pemerintahan Kecamatan Bikomi Utara dengan luas Wilayah Desa 5, 41 Ha yang didiami oleh 598 jiwa penduduk dengan jumlah KK sebesar 147 dan jumlah KK miskin sebesar 38 KK 2.1.3 Keadaan Sosial Ekonomi Produksi sub sektor tanaman pangan merupakan produksi utama bagi ketahanan pangan pada umumnya dan kesejahteraan petani pada khususnya, karena bagi mayoritas keluarga petani ketersediaan dan keteraksesan pangan serta kebutuhan hidup penting lainnya bergantung pada ketersediaan produksi pangan untuk komsumsi keluarga dan untuk diperjualbelikan guna memperoleh uang tunai. Terkait dengan hasil tersebut, berbagai upaya dan kecendrungan perbaikan yang diintrodusir melalui program pemerintah antara lain ekstensifikasi maupun intensifikasi serta diversivikasi yang tercermin dari informasi luas areal dan produksi tanaman pangan sumber karbohidrad (padi, jagung, kacang-kacangan, umbi-umbian) dan sumber protei nabati (sayur dan buah-buahan).